Hampir tiga puluh tahun menggeluti pekerjaan di bank dan berbagai institusi keuangan, Lynn Ramli merasa panggilan jiwanya untuk memberikan kesejahteraan masyarakat terutama di bidang multifinance. Memulai karier di Citibank N.A. sejak lulus kuliah, dia kemudian masuk ke ranah kartu kredit.
Sempat bekerja di beberapa institusi dan bank, seperti Standard Chartered Bank, Bank Danamon Indonesia, Adira Quantum Multifinance hingga UOB Indonesia, perlahan kariernya pun meningkat. Pada 2017, Lynn Ramli mulai bergabung dengan PT Bussan Auto Finance (BAF) ditunjuk menjadi Wakil Presiden Direktur , dan pada tahun 2018 hingga sekarang, ia pun diangkat menjadi Presiden Direktur.
PT Bussan Auto Finance (BAF) adalah perusahaan pembiayaan dengan aktivitas bisnis, seperti pembiayaan motor baru Yamaha, BAF Dana Syariah, pembiayaan elektronik, gadget & furniture, pembiayaan mesin pertanian, serta mobil dan motor bekas berkualitas. Selain itu ada juga BAF AdiDana dan BAF PraDana yang merupakan produk baru PT Bussan Auto Finance (BAF) tahun 2022. Dia pun langsung menjalankan perencanaan memajukan perusahaan.
BACA JUGA:
Mengintegrasikan Hubungan Antara Daerah & Pusat
Pentingnya Pendidikan Untuk Kompetensi Diri
“Ketika pandemi tahun 2020, kami melakukan banyak hal agar tetap sustain. Lalu, setahun berikutnya saat vaksin mulai digencarkan, kami juga menjalankan program recovery. Semua perencanaan berhasil dijalankan, meskipun tahun lalu sempat terhenti, akibat gelombang kedua Covid-19 varian delta. Namun, kami tetap berusaha menerapkan recovery plan, agar dapat kembali meraih capaian seperti tahun 2019 sebelum pandemi,” ujar perempuan yang meraih gelar Master of Business Administration dari University of San Fransisco, Amerika Serikat ini.
Setelah mengupayakan langkah-langkah strategis, Lynn Ramli mengatakan, tahun ini target pembiayaan untuk kendaraan roda dua sudah membaik. “Tahun lalu memang belum tercapai, tetapi tahun ini kita sudah bisa. Demikian pula untuk beberapa produk lain pencapaiannya lebih dari target yang ditentukan. Hal ini tak terlepas dari strategi yang dilakukan, yakni tetap menjaga kesehatan karyawan, sebab tanpa ada kesehatan kita tidak bisa bergerak. SDM adalah hal nomor satu yang saya utamakan,” ucap sang presiden direktur.
Sebagai perusahaan multifinance, dia juga mengarahkan agar bidang penagihan diperkuat. BAF pun gencar melakukan digitalisasi dalam kegiatan operasional dan layanan perusahaan. Walaupun, sebelum pandemi kegiatan digitalisasi sudah dimulai, namun pada 2020 kian diakselerasi, sehingga target tercapai. Salah satu yang dikembangkan adalah aplikasi BAF Mobile yang dirancang ulang oleh IT internal BAF.
Selama hampir tiga dekade berkarier, Lynn Ramli mengaku melihat banyak perubahan pada sosok perempuan Indonesia. Dia merasa bangga semakin banyak perempuan hebat yang mulai masuk jajaran manajemen dan berperan di dalam perusahaan.
“Saya melihat saat ini banyak perempuan berkiprah di berbagai bidang, seperti di perbankan dan industri keuangan. Merupakan kebanggaan tersendiri perempuan bisa menduduki posisi tertentu. Bahkan, di PT Bussan Auto Finance (BAF) sendiri hampir 30% dijabat oleh perempuan,” katanya.
Dia mengaku, para pemegang saham PT Bussan Auto Finance (BAF) yang merupakan ekspatriat atau WNA juga mengatakan kepada dirinya bahwa ternyata di Indonesia opportunity begitu terbuka bagi para perempuan. “Berbeda dengan di negara mereka di mana laki-laki masih sangat mendominasi di sana. Menurut saya ini luar biasa, bahkan orang asing mengakui posisi perempuan diapresiasi lebih baik di negara kita,” jelasnya dengan nada serius.
Baca Juga:
Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana: Totalitas Sang Pendidik
Sylviana Murni: Pentingnya Pendidikan Untuk Kompetensi Diri
Lynn Ramli mengungkapkan, perusahaan senantiasa memberikan equal opportunity, baik sejak perekrutan maupun dalam hal training. Dengan sendirinya para perempuan yang memiliki kinerja dan prestasi baik tentu akan berhasil. Meskipun tidak bisa dipungkiri, perempuan memiliki keterbatasan, contohnya jika ada penempatan jauh mereka dihadapkan pada kewajiban dan tanggung jawab keluarga.
Tantangan lain yang dihadapi dan kian terasa bagi yang sudah memiliki anak. Ketika pandemi, pekerjaan hybrid maupun Work From Home (WFH) tidak mudah, karena harus mengawasi anak-anak yang menjalankan Pendidikan Jarak Jauh dari rumah. Namun, dia memandang setelah satu tahun semua orang tentu sudah punya ritmenya masing-masing dan sudah cukup beradaptasi dengan kondisi ini.
Berbicara tentang perbedaan gaya kepemimpinan, dibandingkan dengan laki-laki, Lynn Ramli merasa mungkin karena kepribadiannya yang lebih banyak berbicara, para staf dan karyawan lebih terbuka dalam menyampaikan masalah. “Ketika ada yang datang kepada saya, maka pasti saya akan berusaha 100% memberikan solusi. Hal yang sama saya imbau kepada jajaran manajemen. Jadi, pemimpin jangan sampai terlihat menyeramkan, sehingga orang tidak berani bicara,” tutur Lynn Ramli.
Dia juga mengaku tidak banyak memakai perasaan, semua harus sesuai dengan aturan hal yang tertulis. Dalam bekerja, prinsip yang harus dipegang teguh adalah integritas. Hal itu merupakan policy yang terbaik dalam melakukan pekerjaan dan selebihnya akan mengikuti profesional. Untuk mendukung pekerjaannya, dia berusaha selalu mempunyai support function. Di rumah, selain keberadaan suami yang sangat supportif, dia juga beruntung tinggal dekat orang tua dan mempunyai orang yang bisa dipercaya. Dia berkomitmen Sabtu dan Minggu harus diluangkan khusus untuk keluarga.
Ketika ditanya tentang tips mengatasi stres, dia menjawab lugas. “Setelah bekerja sekian lama kita sudah mempunyai pola sendiri untuk mengatasi tekanan. Setelah pandemi, kemudahan itu memang sedikit berubah. Saat ini untuk mengatasinya saya lebih banyak berolahraga dan mencari hiburan salah satunya lewat menonton tayangan drama,” ucapnya.
BACA JUGA:
Lucye Kwee: Berani Berbisnis & Pantang Mundur
dr. Ayu Widyaningrum:Terus Belajar & Mencari Inovasi Baru
Di tengah momentum ekonomi yang terlihat semakin membaik dan aktivitas di Ibu kota yang juga makin normal seperti sebelum pandemi. Lynn Ramli optimis seluruh ekonomi nasional diharapkan berangsur pulih dan dapat berdampak terhadap kebangkitan transaksi perekonomian masyarakat Indonesia, khususnya di industri pembiayaan.
Harapan itulah yang dia sampaikan di akhir pertemuan. “Diharapkan semua project dapat berjalan lancar. Tentunya kita ingin tahun ini bisa overachieved target dan kembali masuk ke momentum seperti tahun 2019,” pungkasnya.
(Angie Diyya | Dok. Pribadi)