Merayakan Hari Ulos Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Oktober, Tobatenun mempersembahkan peragaan busana “Parompuan dan Ulos”, memperkenalkan koleksi couture pertamanya yang bertajuk “Kayu & Kosmos”. Peragaan busana “Parompuan dan Ulos” digelar belum lama silam di La Moda, Plaza Indonesia yang didukung oleh Bank Mandiri dan Plaza Indonesia, serta berkolaborasi dengan Wardah, Tulola dan Christin Wu.
Kain Ulos merupakan salah satu wastra Indonesia yang memiliki potensi budaya dan ekonomi yang luar biasa. Membangun ekosistem Ulos merupakan hal yang penting untuk dapat merevitalisasi dan melestarikannya. Pembuatan kain Ulos tentunya tidak lepas dari peran para Partonun yang mayoritasnya adalah perempuan. Mereka membantu dalam menjaga warisan budaya dan mewariskannya secara turun-temurun. Pemberdayaan komunitas Partonun yang berada di pedesaan memiliki potensi untuk berkembang dan maju dengan memanfaatkan budaya-budaya lokal, sehingga produk yang dihasilkan tidak hanya bernilai seni, tetapi juga dapat meningkatkan ekonomi.
BACA JUGA:
Trendsetter Modest Lifestyle IMFW Kembali Digelar
JMFW 2023 Bertekad Majukan Potensi Fashion Muslim Indonesia
Kerri Na Basaria selaku Founder & CEO PT Toba Tenun Sejahtra mengarahkan, “Sejak pertama kali didirikan pada tahun 2018, kami terus berupaya membangun dan memperkuat ekosistem Ulos dengan memberdayakan para pelaku usaha. Melalui berbagai program edukasi, pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kesejahteraan, serta mendorong kemandirian ekonomi. Hingga saat ini, kami telah memiliki 200 mitra, yang terdiri dari 174 Penenun, 10 Penjahit, 3 Pangikat, 5 Panirat, 3 Natural Dye Specialist dan 5 Mitra SME.”
Dalam rangka merayakan Hari Ulos Nasional, tahun ini dipersembahkan Parompuan dan Ulos untuk memperkenalkan koleksi couture pertama kami yang bertajuk “Kayu & Kosmos”. Acara ini merupakan wujud komitmen Tobatenun dalam merevitalisasi dan melestarikan kain ulos, serta mengapresiasi para Partonun Ulos yang terus menjaga warisan budaya serta menghasilkan kain Ulos yang luar biasa.
‘Kayu & Kosmos’ merupakan koleksi couture pertama Tobatenun yang terdiri dari 17 koleksi couture, seperti women’s wear (dress, outer, vest, cape, bralette, pants, corset), men’s wear (shirt, trouser, blazer, t-shirt, overalls, jacket) dan aksesori (bucket hat, drawstring bag). Koleksi ini terinspirasi dari dewa-dewa Batak kuno yang biasa terukir di ruma bolon sebagai doa-doa perlindungan dan merepresentasikan tradisi kosmologis yang kaya pada tradisi Toba sebelum kolonisasi Eropa dan agama luar. Warna biru (balau) dari Ulos Bintang Maratur dan merah (rara) dari Ulos Ragi Hotang merupakan representasi Air dan Api, dua kebutuhan dalam perkembangan manusia. Seluruh koleksi ‘Kayu & Kosmos’ tentunya menggunakan pewarnaan alam, seperti Indigo (biru), tingi (merah-kecoklatan) dan jior (coklat tua).
Koleksi runway dipadankan dengan bemberg, linen dan katun. Selain itu, manik-manik dan sulaman yang rumit dibuat dalam berbagai rupa makhluk spiritual yang menawarkan keamanan serta kenyamanan bagi penggunanya. Melalui koleksi ini, Tobatenun ingin mengangkat seni pahatan pada tradisi Batak Toba yang sering kali terabaikan atau terlupakan. Seni ukir atau pahatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat Toba. Dengan mengangkat seni ini, harapannya dapat menjadi langkah untuk menghidupkannya kembali. (Elly | Foto: Dok. Tobatenun)