Siapkan Generasi Digital untuk Bersaing di Kancah Global

Lia Yuldinawati, Direktur Kerja Sama Strategis dan Kantor Urusan Internasional Telkom University

 

Berlatar belakang teknik arsitektur, Lia Yuldinawati, Ph.D. justru meniti karier sebagai akademisi. Sempat menjadi dosen di beberapa kampus swasta di Bandung, perempuan yang akrab disapa Teh Lia ini akhirnya berlabuh di Telkom University. Sejak 2008, dia pun resmi bergabung menjadi dosen tetap di Fakultas Ekonomi Bisnis. Kecakapannya kemudian membuat dirinya dipercaya untuk menduduki jabatan struktural di kampus yang mendapat akreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) ini.

 

“Saya menduduki jabatan struktural di Telkom University dimulai dengan menjadi sekretaris Program Studi Desain Komunikasi Visual. Saya lalu diamanahi sebagai Manajer Sekretariat Pimpinan dan sejak 2013 saya menjadi Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis, kemudian sebagai Direktur Sekretariat dan Perencanaan Strategis. Hingga saat ini saya menjadi Direktur Kerja Sama Strategis dan Kantor Urusan Internasional,” papar ibu tiga anak ini.

 

BACA JUGA:

Kepedulian yang Tinggi Terhadap Masyarakat

Tingkatkan Kompetensi UMKM

 

Salah satu program mengharumkan nama Telkom University yang turut dibidani Lia adalah keterlibatan kampus dalam Telecom Infra Project (TIP). Menjadi yang pertama di Asia Tenggara dan ke-14 di dunia, Telkom University adalah satu-satunya kampus yang menjadi pusat untuk telecom infra project, sementara TIP lainnya berada di lingkungan industri. Komunitas global yang memiliki sekitar 500 anggota ini terdiri dari organisasi maupun industri dari delapan negara, di antaranya Amerika Serikat, Brazil, dan Italia.

 

Menurutnya hal ini dapat menjadi pemicu untuk mendorong perkembangan digitalisasi di Tanah Air. TIP Community Lab ini memberikan solusi infrastruktur dengan teknologi open network yang menciptakan teknologi-teknologi baru untuk pemerataan, terutama di bidang telekomunikasi. “Selain menciptakan produk-produk lokal, paling penting adalah bagaimana Indonesia yang saat ini masih memiliki wilayah-wilayah yang belum terfasilitasi telekomunikasi dan blank spot mendapatkan koneksi merata di seluruh lokasi. Itu sebetulnya fungsi utamanya,” tutur perempuan yang pernah menjalani bisnis fashion ini.

 

 

Tantangan selanjutnya adalah bagaimana sebagai dosen harus mencetak talent-talent yang siap bersaing di kancah global. Lia mengakui adanya gap antara pengajar dengan mahasiswa yang makin lebar, terutama dengan kemampuan peserta didik yang lebih melek teknologi. “Kami harus belajar lebih keras dibandingkan mahasiswa, karena bagi mereka teknologi itu adalah keseharian. Dosen juga dituntut untuk mampu membekali peserta didik untuk bisa bersaing menjadi pemimpin pada masa yang akan datang.

 

Lalu, terakhir bagaimana mahasiswa mempunyai attitude yang baik, bukan hanya knowledge maupun skill semata. Attitude menjadi bekal dasar yang harus dicontohkan oleh dosen dan diterapkan oleh mahasiswa, sehingga mereka menjadi generasi muda pemimpin masa depan yang gemilang,” ujar Lia yang masih mengampu sebagai dosen di Program Studi manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI).

 

BACA JUGA:

Tingkatkan Layanan Untuk Customers Experience yang Memuaskan

 

Untuk mendorong partisipasi mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang mereka pelajari di kampus, Telkom University pun mendirikan pusat inkubator yang dinamakan Bandung Techno Park. Di sinilah mahasiswa membentuk start-up dan belajar mengembangkannya selama delapan bulan. Kalau pada first wave fokus pada e-commerce, second wave sekarang ini makin luas cakupannya, mulai dari start-up agrikultur, ritel, hingga ekonomi kreatif. Selain pendampingan, kampus juga berperan dalam mempertemukan para founder start-up dengan angel investor untuk mendapatkan akses pendanaan.

 

Berkaitan dengan perkembangan dunia meta (metaverse), Telkom University dipercaya pula untuk mengembangkan Metaverse Research Experience Center (MREC). Diluncurkan di Spanyol dalam Mobile World Congress, konsorsium ini dibangun menjadi sebuah lab satu-satunya di dunia saat ini. “Didukung industri dan Meta itu sendiri, lab ini merupakan tempat untuk melakukan riset dan juga untuk menciptakan used case yang terkait dengan Metaverse,” kata Lia dengan bersemangat tentang pencapaian Telkom University yang telah digagas sejak tahun lalu tersebut.

 

Masih dengan semangat menyambut HUT ke-78 Republik Indonesia, Lia pun berpesan untuk berjuang lebih keras, karena kemerdekaan itu perlu dipertahankan. “Bagi generasi muda, harus dapat memanfaatkan dengan baik segala kemudahan yang ada, seperti kemudahan teknologi, sistem pembelajaran, maupun akses. Dan bagi para perempuan, yang menjadi pondasi ilmu mulai dari rumah, dapat menjadi poros yang dapat membantu menciptakan anak-anak muda generasi masa depan yang siap bersaing secara global,” ujarnya menyampaikan harapannya kepada Women’s Obsession. Nur A | Foto: Fikar Azmy