Merayakan Hari Kemerdekaan, TNI Angkatan Laut bersama Marcella Zalianty tahun ini menjadikan sosok Laksamana Malahayati dari Kesultanan Aceh sebagai inspirasi dalam membangun kekuatan maritim Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan bahwa ada banyak kisah hidup dan sejarah Laksamana Malahayati yang dapat dipelajari. Seperti penggunaan kekuatan berbasis maritim (sea power) dalam menjaga kedaulatan dan membangun perekonomian, serta pembangunan infrastruktur maritim. Begitu pual mengenai diplomasi maritim maupun kekuatan armada laut.
Baca Juga:
Koleksi Kapsul Let It Out Eiger Women Lengkapi Cerita Petualangan Perempuan Indonesia
Gaungkan FOMO is Dead, Planet Reebok Dibuka di PIM 3
Dalam rangkaian kegiatan Hari Kemerdekaan RI dan menyambut HUT ke-78 TNI AL, kisah kepahlawanan Laksamana Malahayati akan diangkat dalam bentuk pertunjukan teatrikal. Bertajuk ‘Jalasena Laksamana Malahayati’ Kisah Heroik Perjuangan Laksamana Perempuan Pertama di Dunia akan diadakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, pada 8-9 September 2023 mendatang.
“Laksamana Malahayati menjadi bagian penting saat Aceh mencapai kejayaan melalui basis pengembangan maritimnya. Kita ketahui bersama, negara-negara maju yang memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik dan perekonomian dunia saat ini adalah negara-negara yang telah membangun kekuatan maritimnya,” kata Muhammad Ali saat menyampaikan sambutan dalam acara Silaturahim Bincang Sejarah di KRI Banda Aceh-593, Dermaga Kolinlamil TNI AL, Jakarta.
Lahir di Aceh Besar pada 1 Januari 1550 dengan nama asli Keumalahayati, dia dikenal sebagai panglima armada laut berpangkat laksamana pertama di dunia. Malahayati mengabdikan dirinya untuk Kesultanan Aceh yang kala itu dipimpin Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil. Dalam sebuah pertempuran menghadapi bangsa Portugis di perairan Teluk Haru, Selat Malaka pada tahun 1586, dia kehilangan suaminya, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief.
Kenyataan itu tidak dapat dia diterima dan bertekad untuk menuntut balas dengan membentuk Inong Balee, laskar perang berkekuatan 2000 personel yang seluruh prajuritnya adalah perempuan. Salah satu kesuksesan terbesar pasukan Inong Balee pimpinan Laksamana Malayahati adalah mematahkan perlawanan armada Belanda yang dipimpin dua pengelana bersaudara, Cornelis de Houtman dan Frederik de Houtman.
Sebagai produser yang menggagas pementasan, Marcella Zalianty pernah mengangkat kisah heroik Laksamana Malahayati. Bahkan sebelum perempuan yang dijuluki Singa Betina dari Aceh itu ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2017 lalu.
Pementasan ‘Jalasena Laksamana Malahayati’ ini juga melibatkan para pemain film, pemain teater Koma, wayang orang Barata, hingga prajurit Kowal dan korps Marinir, serta beberapa perwira tinggi TNI AL. Dukungan penuh dan kolaborasi dengan TNI AL pada pementasan ini tidak lepas dari sosok sang pahlawan yang merupakan Laksamana perempuan pertama di dunia yang telah berjuang, sehingga Indonesia khususnya Aceh disegani dan menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang kuat.