Signify (Euronext: LIGHT), pemimpin dunia di bidang pencahayaan, hadirkan Philips UltraEfficient LED, sebuah terobosan yang meningkatkan standar efisiensi energi di industri pencahayaan. Teknologi ini menghemat energi hingga 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan LED pada umumnya dan dirancang untuk mengurangi emisi CO2 sambil tetap mempertahankan kualitas cahaya.
Inovasi Philips UltraEfficient LED merupakan salah satu bentuk kelanjutan inisiatif Green Switch yang diluncurkan Signify tahun lalu. Inisiatif Green Switch mendorong kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan keberlanjutan dengan beralih dari pencahayaan konvensional ke pencahayaan LED dan LED terkoneksi.
Acara bertajuk “Flipping the Green Switch: Empowering UltraEfficient LED for a Sustainable Indonesia” ini dibuka oleh Hendra Iswahyudi, Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagai pembicara kunci.
“Kementerian ESDM menjadikan efisiensi energi sebagai salah satu pilar utama dalam menyusun regulasi terkait manajemen energi. Signify sebagai pelopor pencahayaan hemat energi sudah turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon terkait pencahayaan di berbagai sektor di antaranya PJU dan bangunan gedung,” ujar Hendra Iswahyudi, Direktur Konservasi EBTKE, Kementerian ESDM (19-09-2024).
Baca Juga:
Menyelami Jenis Kanker Payudara HER2-Rendah dan Terapi Tepat Untuk Meningkatkan Kesembuhan
Sakit Pinggang Sebelah Kiri yang Diaalami Perempuan, Apa Penyebabnya?
Dalam sambutannya, Sukanto Aich, Commercial Leader Professional Signify South East Asia, mengatakan, “Aksi nyata untuk mengatasi dampak perubahan iklim dibutuhkan sekarang juga. Untuk itu, Signify siap membantu pemerintah, hingga pelaku industri untuk mencapai target keberlanjutan dengan memperkenalkan inovasi terbaru. Philips UltraEfficient LED, yang dapat mengonsumsi lebih sedikit energi hingga 50% dibandingkan dengan alternatif LED standar. Kami juga mendorong kolaborasi lintas sektor dalam upaya pengurangan emisi karbon melalui inisiatif Green Switch, agar manfaat penghematan energi bisa dirasakan masyarakat secara luas.”
Sejalan dengan upaya pemerintah dalam melakukan efisiensi energi, Signify juga terus berinvestasi dalam mengembangkan teknologi LED. “Signify memahami bahwa salah satu sumber konsumsi listrik terbesar berasal dari pencahayaan. Maka dari itu, Signify terus berinovasi untuk mengembangkan teknologi LED yang memiliki rasio lumen per watt yang lebih optimal serta masa pakai yang lebih lama sehingga lebih efisien, seperti yang kami hadirkan melalui Philips UltraEfficient LED. ” ujar Wendi Susilo Abadi, Product Marketing Manager Signify Indonesia.
Dalam kesempatan ini, juga diselenggarakan diskusi panel ”Lighting the Path to Net Zero for a Bright & Sustainable Tomorrow” yang disampaikan oleh para pembicara ahli dalam konservasi energi: Devi Laksmi, Koordinator Pengembangan Usaha Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM, mengulas tentang kebijakan pemerintah dalam menjalankan konservasi energi di Indonesia.
Diikuti dengan Murni Aryani, Ketua Tim Kerja Evaluasi Akreditasi, Deputi Bidang Akreditasi, Badan Standardisasi Nasional (BSN), yang membahas tentang peran penting kualitas laboratorium dalam mendukung tujuan NZE. Termasuk, Iwan Prijanto, Ketua Green Building Council Indonesia (GBCI) mengulas tentang peluang dan tantangan dalam menerapkan sertifikasi bangunan hijau.
Masih dalam panel diskusi yang sama, Head of Public Segment Signify Indonesia, Firmans Nur Gafi turut menjelaskan kontribusi industri pencahayaan terhadap pencapaian target NZE 2060. Keseluruhan diskusi tersebut dipandu oleh Lea Indra sebagai Ketua Asosiasi Industri Luminer & Kelistrikan Indonesia (AILKI).
Devi Laksmi, Koordinator Pengembangan Usaha Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, mengatakan, “Solusi pencahayaan punya peran yang sangat besar dalam menjalankan upaya penghematan energi. Penggunaan pencahayaan yang hemat energi adalah salah satu cara yang paling mudah dalam upaya efisiensi energi, sehingga kami harap masyarakat dan pihak lain bisa memanfaatkan teknologi ini.”
Sedangkan Murni Aryani, Ketua Tim Kerja Evaluasi Akreditasi, Deputi Bidang Akreditasi, BSN, dalam diskusi panel menambahkan, “Kualitas laboratorium yang memadai sangat penting dalam mendukung kualitas produk-produk pencahayaan sesuai dengan standar yang berlaku, dan pada akhirnya bisa membantu mendukung pencapaian tujuan emisi nol bersih. Laboratorium yang terakreditasi memastikan standar kualitas dan akurasi yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi pencahayaan yang efisien dan berkelanjutan.”
Selain itu, Iwan Prijanto, Ketua GBCI mengulas mengenai sertifikasi bangunan hijau yang membuka peluang untuk efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon. “Kepemilikan sertifikasi bangunan hijau akan mendorong fasilitas terkait untuk menjaga kredibilitasnya dengan terus menjalankan operasional yang hemat energi, termasuk dari pencahayaan. Pemerintah pun diharapkan dapat memberikan insentif untuk bangunan hijau untuk mendorong akselerasi pengurangan emisi karbon di lingkungan binaan.”
Di akhir sesi diskusi panel, Lea Indra, Ketua AILKI, menyimpulkan bahwa upaya efisiensi energi memainkan peran penting dalam mencapai target emisi nol bersih. Maka dari itu, kolaborasi lintas sektor menjadi krusial dalam mewujudkan upaya efisiensi yang berkelanjutan, khususnya dalam menerapkan solusi pencahayaan yang lebih hemat energi, salah satunya dengan menggunakan lampu LED. Beralih ke lampu LED dapat membantu mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih cerah dan berkelanjutan. (Elly | Foto: Dok. Signify)