Strategi BUMN Percepat Pemenuhan Stok Rumah Murah Untuk Rakyat

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional atau Susenas yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan, kebutuhan rumah di Indonesia mengalami backlog atau kekurangan mencapai 10 juta unit. Itulah sebabnya, diperlukan program komprehensif, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat.

 

Pemerintah Indonesia melalui Program Sejuta Rumah (PSR) telah membangun 9.206.379 unit rumah dari tahun 2015 hingga 2023. Target pemerintah adalah agar pada tahun 2024 sekitar 70% rumah tangga menempati hunian layak.

 

BUMN terus berupaya mempercepat pemenuhan kebutuhan primer tersebut, salah satunya melalui Semen Indonesia (SIG), yang memproduksi bahan bangunan dengan memperhatikan aspek berkelanjutan. Boy Aditya Prakasa, Senior Vice President Project Management Office SIG menyatakan, Semen Indonesia terus berupaya menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah semen hijau.

 

"SIG terus berinovasi menghadirkan Solusi Hijau untuk mendukung konstruksi di segmen perumahan, infrastruktur, maupun sarana publik lainnya yang ramah lingkungan," jelas Boy dalam media briefing Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas dengan tema 'Strategi BUMN untuk Penuhi Kebutuhan Rumah Murah Bagi Rakyat' (10/10/2024).

 

Dalam membangun rumah murah, SIG telah mendirikan contoh bangunan di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) yang memanfaatkan produk semen hijau dan produk turunan. Rumah contoh itu dibangun hanya dalam waktu 15 hari. Keunggulan pembangunan rumah tapak yang memakai semen hijau ini adalah emisi CO2 yang dihasilkan lebih rendah, tahan terhadap gempa, efisien dalam proses pembangunan, dan biaya pembangunan lebih rendah.

 

Melalui Precise Interlock Brick (PIB) atau bata interlock yang dikembangkan sejak 2019 oleh SIG, proses membuat rumah semudah menyusun LEGO. Penyusunan dinding rumah lebih presisi dan tidak memerlukan acian semen untuk menutupnya. Hingga kini, SIG memiliki 7 produk utama yakni semen, mortar, bahan tambang, fiberboard, bata ringan, baja ringan, besi beton.

 

Selain SIG, Bank Tabungan Negara (BTN) merupakan salah satu BUMN yang mendapat mandat untuk memenuhi kebutuhan rumah untuk masyarakat. Melalui program kredit pemilikan rumah (KPR) yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1976, BTN terus berperan sebagai enabler dan integrator dalam ekosistem perumahan, memenuhi supply dan demand.

 

Tidak hanya bagi konsumen, BTN juga memberikan pembiayaan konstruksi bagi developer dan juga mendukung industri terkait seperti semen, baja, arsitek, hingga notaris. Budi Permana, Subsidized Mortgage Division Head BTN menyatakan, pihaknya akan terus memfasilitasi masyarakat, agar kebutuhan rumah bisa terjangkau. Salah satunya dengan mengembangkan produk baru untuk segmen emerging affluent dan meningkatkan sistem transaksi wholesale.

 

Pada tahun 2024, BTN mendorong pembangunan 1000 unit rumah untuk menggunakan minimal 10 persen eco-friendly material dan 150.000 unit rumah sampai dengan tahun 2029. Proyek percontohan menggunakan material ramah lingkungan seperti floor decking dan paving block yang mengandung plastic waste telah dilakukan di Jawa Tengah.

 

"Tujuan penggunaan eco-friendly material ini adalah mengurangi plastic waste sebesar 2,2 juta kg dan emisi karbon sebesar 2,425 ton CO2. BTN juga mendorong efisiensi energi, air, dan pengelolaan sampah dalam pembangunan perumahan," kata Budi.

 

Pengamat properti Anton Sitorus menyatakan, untuk memenuhi 1,5 juta unit rumah yang dibutuhkan masyarakat setiap tahunnya, pemerintah dan seluruh stakeholder terkait perlu menciptakan roadmap jangka pendek, menengah, dan panjang.

 

Menyoroti peran BTN, Anton mengingatkan agar BTN tetap fokus pada core business perusahaan yaitu penyediaan pembiayaan perumahan untuk masyarakat luas yang semakin profesional. "Peran BTN dalam program pembangunan perumahan untuk rakyat menjadi sangat penting sebagai bank BUMN yang fokus pada aspek pembiayaan, karena didukung track record, sistem operasional, expertise, dan branding yang baik," kata Anton.

 

Anton berharap SIG menjadi solusi untuk menyediakan bahan bangunan dengan harga yang stabil dan terjangkau agar penyediaan stok rumah dapat terpenuhi. "Sebagai produsen terbesar, SIG berperan penting dalam menjaga ketersediaan dan kestabilan harga semen di dalam negeri. Inovasi produk dan teknologi yang mumpuni dari SIG sebagai market leader sangat berpotensi memberikan dorongan pertumbuhan pembangunan perumahan. Baik itu program pembangunan oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat," tambah Anton. (Elly | Foto: Dok. BUMN)