Film Cinta Bete Sajikan Kisah Epik Berlatar Atambua

Bioskop Online meluncurkan film berjudul ‘Cinta Bete’ yang mengangkat budaya Atambua di Nusa Tenggara Timur (NTT). Film yang diproduseri oleh Leni Lolang dan disutradarai Roy Lolang ini menceritakan tentang seorang perempuan dari tanah Belu yang selalu diperlakukan tidak adil dalam kehidupan sehari-hari.

 

Hal ini karena sistem mahar atau yang sering disebut belis. Menurut budaya setempat, nilai dan harga seorang perempuan ditentukan dari seberapa besar mahar yang ditawarkan laki-laki yang akan mempersunting dirinya.

 

 

Baca Juga:

Perkenalkan Harmoni Alam dan Budaya Indonesia di Bulgaria

Dobrak Stigma Negatif dengan #RevolusiMenstruasi

 

Turut menampilkan keindahan alam NTT, film Cinta Bete terpilih dalam 10 kategori penghargaan Festival Film Indonesia, di antaranya adalah film panjang terbaik, pemeran utama wanita terbaik, penulis skenario asli terbaik, dan lain-lain. Selain itu, film ini juga meraih penghargaan di Piala Maya 2022 untuk kategori Aktor/Aktris Cilik/Remaja Terpilih.

 

“Sebagai Rumah Sinema Indonesia yang turut aktif dan konsisten mendukung film lokal dan karya sineas nusantara, Bioskop Online kali ini dengan bangga menayangkan film Cinta Bete, dari sutradara Roy Lolang.

 

Lewat film yang sudah memenangkan banyak penghargaan ini, kami berharap penonton bisa merasakan pengalaman yang unik, karena film ini menawarkan kisah dinamika cerita khas tentang kultur di Atambua dengan emosi yang menyentuh dan dibalut dengan sinematografi alam yang indah di NTT,” ungkap Bonifacius Soemarmo selaku VP Growth & Marketing Digital Business Visinema.

 

 

Film ini mengisahkan Bete Kaebauk, perempuan muda yang tinggal di Atambua. Dia harus menerima ketentuan adat di tempat tinggalnya. Ketika mendapati menstruasi pertamanya, berarti dia sudah siap menikah dan akan dijodohkan. Sementara, selama hidupnya dia menyaksikan ibunya mengalami masa-masa sulit sebagai seorang istri.

 

Hingga suatu hari, Bete bertemu dengan Emilio, pria pertama yang membuatnya jatuh cinta. Semakin hari, keduanya kian dekat dan saling menyimpan perasaan tertarik satu sama lain. Namun, ternyata Emilio memiliki niat untuk menjadi seorang Pastur.

 

 

Baca Juga:

Kembalinya Iblis Masa Lalu di Insidious: The Red Door

Partisipasi Perempuan Sebagai Pemimpin Sangat Dibutuhkan

 

 

Seiring berjalannya waktu keduanya berpisah, karena Emilio harus mengenyam pendidikan dan meninggalkan kampung halaman. Bete pun lebih banyak menghabiskan waktu dengan Alfredo yang sesaat bisa membuat Bete bahagia. Sayangnya, kisah mereka terhalang kelas sosial dan Alfredo pun tidak mampu membayar mahar untuk biaya pernikahannya.

 

Merasa sangat mencintai Alfredo, Bete nekat kawin lari. Namun bukan kebahagiaan yang didapatkan, Bete justru mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari pria yang dicintainya.

 

Di sisi lain, Emilio telah menyelesaikan sekolahnya dan kembali ke kampung halaman. Melihat Bete, wanita yang dicintainya kehilangan harga dirinya, dia memutuskan untuk mendekat dan membantu. Peperangan batin pun dirasakan Emilio, antara tetap pada pendiriannya sebagai seorang Pastur atau memilih Bete.