Sukses dihelat di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, gelaran The 11th Annual Jakarta Marketing Week turut mengadakan sharing session yang mengundang sejumlah narasumber. Salah satu tema yang diangkat adalah tentang pemberdayaan perempuan yang terus dilakukan melalui berbagai upaya kolaboratif antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Berbagai inisiatif juga telah dilakukan, seperti meningkatkan pendidikan para perempuan Indonesia, memberikan akses pekerjaan yang layak, meningkatkan partisipasi politik, serta melawan kekerasan dan stereotipe gender.
The 11th Annual Jakarta Marketing Week mengupas singkat pemberdayaan perempuan dalam sesi panel Women Empowerment through CI-EL bersama I.G. Agung Putri Astrid Kartika, M.A. selaku Staff Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yenny Wahid (aktivis perempuan), Muhammad Zubedy Koteng (Child Protection Specialist), Novita Hardini (Founder UPRINTIS), dan Dolly Susanto (Direktur Home Credit).
Baca Juga:
Pengalaman Imersif saat Menonton
Naetom Alpha Pertama di Asia Tenggara Hadir di RS Abdi Waluyo
Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, membuka sesi Women Empowerment through CI-EL mengatakan, "Perempuan memiliki peran yang sangat berarti dalam pengembangan kebudayaan, dan dalam berbagai dimensi, perempuan mampu menunjukkan nilai seni yang luar biasa. Peran penting aktif seorang perempuan dalam proses kehidupan sosial dan penciptaan karya seni patut kita lihat.
Melalui seni dan tutur, perempuan mampu mengungkapkan dan menyampaikan ekspresi dengan keunikan dan kekuatan yang menginspirasi. Seni tutur perempuan adalah satu kata, satu ekspresi yang penuh makna dan keindahan. Wadah yang diselenggarakan JMW2023 ini dapat dijadikan dukungan dan apresiasi peran perempuan dalam seni, serta memperkaya keragaman dan keindahan karya seni yang dihasilkan."
Sementara, Novita Hardini selaku Founder UPRINTIS yang bergerak untuk para perempuan menuturkan, “Kreativitas dan inovasi adalah kunci untuk membangun fondasi yang kuat, memikat pasar, dan mencapai kesuksesan yang berkelanjutan dalam dunia bisnis. Hal ini tidak akan menghambat saya sebagai seorang perempuan untuk terus mengembangkan suatu usaha ataupun inovasi lainnya. Menjadi perempuan tidak menghalangi potensi saya untuk terus berkreasi.”
Tidak ketinggalan, Yenny Wahid yang dikenal sebagai salah satu aktivis perempuan juga selalu mendukun pemberdayaan perempuan. “Keterlibatan perempuan sebagai agen perubahan sangat penting dalam perubahan sosial. Mereka membawa perspektif yang beragam, memperkaya ide dan solusi, sementara kreativitas memperkuat kepemimpinan mereka. Dengan keterlibatan perempuan yang kuat dan kreativitas yang diperkuat, kita dapat membangun masyarakat inklusif, adil, dan berkelanjutan,” tuturnya.