Jadikan Kepedulian dan Konsistensi Sebagai Kunci Keberhasilan

 

Berprofesi sebagai seorang notaris tidak lantas menghalangi keinginan Dewi Tenty untuk memberikan perhatian terhadap perekonomian masyarakat di Tanah Air. Dia bahkan dikenal luas sebagai sosok pemerhati UMKM dan Koperasi.

 

Berkecimpung sebagai seorang pemerhati UMKM sejak belasan tahun lalu, perempuan yang akrab disapa Dete ini menilai bahwa saat ini perempuan yang menjadi pelaku usaha telah belajar banyak hal selama pandemi terjadi. Termasuk cara mempromosikan produk secara digital, maupun bertransaksi jual beli online, agar usahanya bisa terus berjalan.

 

“Satu hal yang menurut saya menggembirakan, ibu-ibu yang tidak bekerja secara formal ini berhasil melakukan sesuatu yang lebih. Itu harus dianggap sebagai value added bagi kaum hawa. Saat ini sebanyak 64,5% dari total pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Coba bayangkan, kalau ibu-ibu yang 64% lebih itu hanya diam di rumah sebagai ibu rumah tangga dan tidak meningkatkan kemampuan maupun keahliannya. Kalau seperti ini, selain melakukan sesuatu secara positif, dia juga bisa menambah penghasilan untuk keluarganya,” tuturnya dengan semangat.

 

BACA JUGA:

Kepedulian yang Tinggi Terhadap Masyarakat

Tingkatkan Kompetensi UMKM

 

Meskipun menilai bahwa tren ini merupakan sesuatu yang positif, dia juga berharap dukungan dari pemerintah bisa konsisten dalam hal kebijakan, perhatian, dan kesempatan yang diberikan. Mengingat selama pandemi ini, pemerintah begitu memberikan perhatian dan kesempatan yang besar kepada para pelaku UMKM di Tanah Air. Dengan dukungan yang konsisten, Dete berharap para pelaku usaha dapat terus memproduksi barang dagangan mereka dan tetap mendapat panggung di pasar Indonesia.

 

Dikenal juga sebagai pemerhati koperasi, perempuan yang mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, dan Universitas Gajah Mada ini juga menjadi salah satu inisiator berdirinya Kelompok Diskusi Kelompencapir (Kelompok notaris pembaca, pendengar, dan pemikir). Dia menggandeng teman-teman sesama notaris untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat.

 

 

Dete berharap temannya sesama anggota club discussion ini tidak hanya menjadi notaris belaka, tetapi juga bisa menjadi agen sosialisasi bagi masyarakat khususnya mengenai koperasi, tentang cara mendirikan koperasi secara baik dan benar, hingga tata kelola koperasi yang benar. Berbekal kepeduliannya terhadap dunia koperasi, dia bahkan meluncurkan beberapa buku tentang koperasi diantaranya berjudul ’Waspadai Fintech Berkedok Koperasi Simpan Pinjam’ dan ‘Gelombang Pasang Koperasi Simpan Pinjam Indonesia’.

 

Berharap koperasi dapat kembali menjadi soko guru perekonomian rakyat Indonesia, dia menjelaskan, “Bedanya koperasi dengan badan hukum lain adalah adanya ciri khas. Dibandingkan dengan PT yang merupakan kumpulan modal, koperasi adalah kumpulan orang yang dalam hal ini adalah anggota. Kemudian ada prinsip kemandirian dalam artian mereka diawali oleh orang-orang yang punya ketertarikan yang sama, yaitu keinginan untuk maju bersama menciptakan suatu tata kelola untuk kemajuan bersama.

 

Artinya koperasi itu milik kita bersama dan kalau milik bersama jangan bebannya diletakkan di satu pundak. Tapi harus kita kerjakan bersama-sama, semua stakeholder-nya, termasuk saya notaris, masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga sosial, lembaga masyarakat yang memang dekat dengan kemasyarakatan perekonomian pun harusnya ikut, peduli, aware, dan juga punya tekad untuk membuat koperasi ini sebagai soko guru.”

 

BACA JUGA:

Siapkan Generasi Digital untuk Bersaing di Kancah Global

Wakili Aspirasi dan Terus Dorong Pertumbuhan Ekonomi

 

Di sisi lain, ketika disinggung tentang hari kemerdekaan, dia mengatakan bahwa memperingati 78 tahun Indonesia merdeka merupakan suatu pencapaian yang tidak mudah. Terlebih untuk kaum hawa, dia berharap perempuan-perempuan di Tanah Air bisa tetap mandiri di tengah pasang surutnya gelombang perekonomian yang sekarang dihadapi. Baginya, segala sesuatu pasti bisa dicapai apabila melakukanya secara konsisten.

 

“Kata kuncinya adalah konsisten, karena kita bisa melihat di negara mana pun, bidang apa pun, kalau sesuatu dilakukan secara konsisten, terus-menerus, akan mendapatkan hasil maksimal,” tambahnya menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession.