Wujudkan Perusahaan Energi Berkelas Dunia

Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero)

 

Salah satu kesuksesan suatu perusahaan adalah adanya pengakuan dari pihak lain. Di bawah nakhoda Nicke Widyawati, PT Pertamina (Persero) berhasil menempati posisi nomor wahid dalam daftar 100 perusahaan Indonesia versi Fortune Indonesia. Bahkan, Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia sekaligus satu-satunya BUMN yang masuk daftar Fortune Global 500 tahun 2023. Melonjak ke peringkat #141 dibanding tahun 2022 yang berada di posisi #223. Prestasi ini diraih berkat laba bersih yang berhasil dibukukan Pertamina sebesar US$3,81 miliar atau Rp 56,6 triliun, naik 86% dibandingkan tahun 2021 sebesar US$2,05 miliar atau Rp29,3 triliun.

 

Pencapaian tertinggi sepanjang berdirinya perseroan ini tercapai berkat dukungan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah yang mendukung Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia. “Pertamina terus menguatkan tekadnya untuk mengejar aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan energi berkelas dunia. Capaian ini sejalan dengan target perusahaan pascatransformasi bisnis dan organisasi,” ujar perempuan yang menjabat sebagai direktur utama Pertamina sejak 2018 ini.

 

BACA JUGA:

Kepedulian yang Tinggi Terhadap Masyarakat

Tingkatkan Kompetensi UMKM

 

Transformasi perusahaan yang berjalan sejak 2020 berdampak positif bagi peningkatan kinerja perseroan yang didukung oleh subholding dan anak-anak perusahaan. Begitu pula kinerja keuangan positif turut diperkuat kinerja operasional dari semua lini bisnis perusahaan, yang dipimpin oleh enam subholding, yakni Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical, Subholding Gas, Subholding Commercial & Trading, Subholding Power & NRE dan Subholding Integrated Marine & Logistic.

 

Operational excellence yang ditargetkan Nicke bisa dikatakan cukup berhasil, baik di hulu maupun di hilir. Di bidang hulu, lifting migas meningkat 15% menjadi 837 ribu barel setara minyak bumi per hari (mboepd) dibanding tahun lalu 728 mboepd. Bertumbuhnya kinerja upstream ini ditopang kegiatan investasi dan pemanfaatan teknologi, sehingga dapat mencapai success ratio dalam kegiatan pengeboran hulu dan memicu optimalisasi produksi. Produksi migas tahun ini naik 8% menjadi 967 mboepd. Sedangkan pada usaha hilir, ketersediaan (availability) dan akses (accessibility) terhadap produk BBM kepada masyarakat meningkat, dengan coverage nasional 98% melalui berbagai program seperti BBM Satu Harga, Pertashop dan One Village One Outlet (OVOO).

 

Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi dan PGE Pertamina menjajaki peluang kerja sama pengembangan potensi di sektor upstream dan panas bumi dengan perusahaan energi di Kenya. Kerja sama ini menggelorakan semangat Pertamina dalam hubungan bilateral dengan negara-negara di Afrika.

 

Sebagai BUMN energi, Pertamina terus mengembangkan inovasi teknologi untuk dekarbonisasi operasional dalam rangka mendukung transisi energi di Indonesia dan untuk pertama kalinya secara proaktif menerapkan Carbon Capture Utilization and Storage CCS atau CCUS melalui teknologi injeksi CO2 di lapangan Jatibarang, Jawa Barat. Selain teknologi penangkapan dan pemanfaatan karbon, untuk mendukung transisi energi, Pertamina juga berkomitmen mengembangkan biorefinery atau green refinery untuk menghasilkan bahan bakar lebih ramah lingkungan.

 

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

 

BACA JUGA:

Jadikan Kepedulian dan Konsistensi Sebagai Kunci Keberhasilan

Wakili Aspirasi dan Terus Dorong Pertumbuhan Ekonomi

 

Ekspansi bisnis pun gencar dilakukan, di antaranya dengan penandatanganan nota kesepahaman di bidang geothermal dan penjajakan kerja sama strategis dengan empat negara di Afrika, yakni Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan. Nicke mengungkapkan, inisiasi ini mencerminkan peran Pertamina sebagai BUMN dalam membawa misi pemerintah untuk meningkatkan hubungan bilateral, sekaligus upaya berekspansi, memperluas potensi bisnis, hingga makin go global.

 

“Harapan kita bersama, semua kerja sama yang sudah disepakati dapat membawa manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi Pertamina dan negara Indonesia. Karena kita memiliki semangat ‘bring the barrels home’, artinya ekspansi Pertamina di luar negeri harus membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

 

Menyambut peringatan kemerdekaan RI, Nicke berharap Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi terus berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).