Bertema ‘Buhul’ Madani IFF 2023 Dibuka 7 Oktober Mendatang

 

Hadir sejak enam tahun lalu, Madani International Film Festival (Madani IFF) menyuguhkan banyak hal baru dalam perhelatannya kali ini. Di antaranya Madani Misbar, yakni sebuah bioskop luar ruang untuk mendekatkan film-film berkualitas kepada penonton dalam suasana santai.

 

Ada pula Madani Kids, yaitu segmen yang dikhususkan bagi anak-anak menyajikan kompilasi film-film pendek di Teater Asrul Sani, Taman Ismail Marzuki.

 

BACA JUGA:

Peringati HUT ke-78, TNI AL Persembahkan Pagelaran Seni Jalasena Laksamana Malahayati

Pindah ke JIExpo, Art Jakarta 2023 Hadirkan Lebih Banyak Karya Seni & Ekshibitor

 

Menjadi wadah yang konsisten menghadirkan pesan kehidupan umat Muslim dari berbagai sudut pandang, Madani IFF siap digelar pada 7-12 Oktober 2023 mendatang. Tahun ini festival mengangkat tema ‘Buhul’ yang mengacu pada ikatan yang sangat kuat, seperti yang terdapat dalam Al Baqarah: 256.

 

“Jika diterjemahkan secara harfiah, ‘Buhul’ di sini mengacu pada ‘simpul tali’ yang mengikat amat kuat. Pemaknaan ‘buhul’ sebagai ‘simpul dalam tali’ atau ‘ikatan yang sangat kuat’ inilah yang dijadikan inspirasi untuk tema Madani IFF tahun ini,” ujar Board Madani IFF Hikmat Darmawan dalam konferensi pers pada Rabu (27/9/2023).

 

 

Festival ini menampilkan 75 film dari 26 negara dengan Focus Country: Palestine. Film-film tersebut dikemas dalam berbagai program, seperti Puan Madani, Tenggara, In This World, Madani Classics, Madani Kids, dan puluhan film pendek dari berbagai negara.

 

Selain itu, Direktur Festival Sugar Nadia Azier menyebutkan tentang program khusus ‘Retrospeksi: 50 Tahun Berkarya Christine Hakim: Jiwa Peran Film Indonesia’, yang menggali perjalanan karier aktris dan produser Christine Hakim.

 

 

Madani IFF tahun ini juga merespons persoalan civic education dan merangkum hal-hal yang penting untuk dibicarakan dalam program Madani Talks. Di antaranya, bekerja sama dengan gerakan Relax, It’s Just Religion dengan talks berjudul “Politik Itu Biasa Saja, Prasangkanya yang Hebat-Hebat”.

 

“Saat ini, karya-karya ataupun medium untuk civic education semakin langka. Termasuk juga dalam sinema. Umumnya yang ada adalah analisa, komentar dan, kampanye. Padahal, kita bisa memanfaatkan film sebagai sarana pendidikan politik dan pendidikan kewargaan,” jelas Garin Nugroho selaku Board Madani IFF.

 

Perempuan dan keadilan gender dalam sinema Asia Tenggara juga diperbincangkan dalam sesi talkshow. Kerja sama dengan Universitas Binus akan membahas ‘Kerasukan dan Ruqyah di Layar Lebar’.

 

BACA JUGA:

Diangkatnya Sosok Laksamana Malahayati di Panggung Teater

Dukung Kemajuan Seni Tanah Air Hingga Sumbangkan Dana Untuk Pendidikan Seni di Indonesia

 

Madani IFF merupakan inisiatif dari Mizan dan Pabrikultur dengan dukungan dari Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia serta Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).

 

Tertarik untuk menonton? Di Taman Ismail Marzuki, festival akan digelar di tiga titik, yaitu area halaman Teater Besar, Studio Asrul Sani dan studio Sjuman Djaja di lantai empat Gedung Trisno Soemardjo. Festival juga berlangsung di Epicentrum XXI, Metropole XXI, serta Binus University Alam Sutera.