Memiliki ketertarikan besar terhadap dunia teknologi, Dhyoti Basuki-Ramdhani setia berkarier di industri komunikasi, marketing, dan public relations, hingga lebih dari 20 tahun. Tidak main-main, berbagai perusahaan besar pernah merasakan tangan dinginnya. Bagi perempuan yang kini menjabat sebagai Head of Communications Amazon Web Services (AWS) Indonesia-Philippines ini, bidang teknologi memiliki keseruan tersendiri, karena dituntut kreatif, terus berkembang, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sempat berkarier di dunia PR, Dhyoti semakin menyelami industri teknologi, saat bertemu dengan klien dari berbagai bidang, seperti perbankan dan consumer goods.
“Prinsip saya adalah selalu berusaha untuk berpikir terbuka dan tetap belajar. Itu yang paling penting. Di manapun dan dari siapa pun, kita harus belajar sesuatu yang baru setiap harinya. Salah satu mentor saya pernah mengatakan, “Kita harus bisa menjadi seorang good communicator. Karena tugas kita adalah memperkenalkan sesuatu dan mengomunikasikannya. Jadi, mesti dapat berkomunikasi dengan orang yang memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda dan berbagai level posisi di perusahaan. Itulah yang saya terapkan sampai sekarang. Pokoknya tetap belajar, you can always learn something new from everyone,” tutur perempuan yang gemar bermain game ini dengan nada serius.
BACA JUGA:
Gabrielle Halim: Kerja Keras dan Terus Berinovasi
Putri Alam: Bersinergi Melesat Maju dalam Ekosistem Digital Global
Tidak hanya menilai bahwa setiap hari mesti mempelajari hal baru, Dhyoti juga menegaskan, jika tidak tahu dan bertanya tentang sesuatu bukan berarti mencerminkan diri seseorang itu bodoh. Selalu belajar dan tidak malu bertanya justru akan membuat orang lain lebih mengapresiasi kita. Dia mengatakan bahwa orang-orang akan menghormati kita dan menghargai pertanyaan yang diajukan. Baginya, tidak ada pertanyaan bodoh.
KECINTAAN PADA DUNIA IT
Mulai bekerja di bidang IT pada tahun 2021, dia mengaku bahwa saat itu tantangan yang dihadapi sungguh berat. Salah satunya adalah karena minimnya sosok perempuan di bidang tersebut dan selalu didominasi kaum Adam. Bahkan, tidak jarang dia mendapat perilaku diskriminatif dari rekan-rekan kerjanya.
Kala itu, perempuan dianggap gagap teknologi atau gaptek dan tidak akan mampu bekerja di bidang teknologi. Olok-olok pun kerap kali diterima lulusan Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Parahyangan ini. Meskipun demikian, dia tidak patah semangat terus bertekad mempelajari hal baru setiap hari dan bertahan di bidang yang dicintainya tersebut. Menurutnya, semua orang mesti melek teknologi, tidak memandang apakah perempuan ataupun laki-laki. Bahkan, ibu rumah tangga pun harus mengerti perkembangan teknologi dan beradaptasi dengan hal tersebut.
“Apa pun pekerjaan kita, bahkan ibu-ibu pun mesti technology savvy, karena ketika harus mengajarkan anaknya atau mungkin hobinya menulis resep tetap harus harus belajar menggunakan tablet maupun komputer. Karena disadari atau tidak, teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, zaman dulu mungkin ibu-ibu kita menggunakan kompor minyak tanah, sekarang sudah ada kompor listrik dan harus belajar menggunakannya, lalu kompor gas seperti apa, itu juga bagian dari teknologi. Jadi, kita tetap harus mau belajar dan tidak takut bertanya. Pasti pertanyaan itu akan diapresiasi dan ada jawabannya,” tuturnya dengan tegas.
EDUKASI MANFAAT TEKNOLOGI
Saat ini, Dhyoti tengah berfokus mengerjakan keinginnya untuk terus memberikan edukasi dan awareness tentang cloud computing. Dia menjelaskan bahwa mungkin beberapa tahun lalu saat dirinya baru terjun ke dunia teknologi, masih ada orang yang tidak aware. Sebagian lainnya aware, tetapi tidak mengetahui secara detail seperti apa itu cloud computing.
BACA JUGA:
Sufintri Rahayu: Menggeluti Dunia Komunikasi dengan Passion
Riescha Puri Gayatri: Berkarier Proses Belajar Tak Pernah Henti
Tidak hanya itu, di juga terus memberikan edukasi bagaimana IT dapat membantu bisnis kita bertransformasi secara digital. Salah satu yang dilakukan untuk bisa mencapai tujuannya agar masyarakat lebih melek digital adalah dengan mengadakan sesi edukasi mengenai pelayanan apa yang bisa dilakukan di cloud. Termasuk bagaimana perusahaan dapat menggunakan layanan tersebut untuk memberikan better service ke pemakainya, atau juga memberikan sesuatu yang lebih cepat dan efisien.
Di sisi lain, meski disibukkan dengan pekerjaan, Dhyoti tidak pernah melupakan perannya di rumah. Dia menambahkan, “Saya bekerja dari Senin sampai Jumat, akhir pekan adalah waktu untuk keluarga. Saya tidak membuka laptop atau memeriksa email, karena saya harus membuat batasan. Ini saya lakukan, agar bisa meraih work life balance. Selain itu, ini juga penting dilakukan untuk kesehatan mental kita. Karena ketika Senin sampai Jumat kita bekerja, lalu Sabtu dan Minggu tidak kerja.
Maka, ketika kita masuk kerja di hari Senin, kita akan semangat kembali bekerja. Jadi, itulah yang membuat saya sangat suka kembali bekerja pada awal minggu yang baru. Kita pun harus memanfaatkan me time dengan sebaik-baiknya dan take that time. Kalau saya suka berolahraga dan membaca. Jadi, sebelum tidur, pasti harus membaca sesuatu, bisa buku atau informasi berita terkini. Sehingga, hidup pun menjadi seimbang, bermanfaat, dan tidak membosankan.” Elly S/Indah K | Foto: Fikar Azmy