Page 48 - 063-mei
P. 48
OpiniOn
COLUMn
SemeSta membalik
Peradaban Manusia
(Sebuah Refleksi)
Naskah: Rinaldi Usman Foto: Istimewa
andemi ini tidak terjadi begitu saja sebagai alami saat ini. Jika (sampai saat ini tak ada bantahan)
sebuah keniscayaan. Ini terjadi sebagai memakan kelelawar adalah penyebab lahirnya virus
dampak dari perilaku manusia yang Covid-19 ini, hal ini membuktikan betapa abainya
P selama berabad-abad menempatkan manusia terhadap tanda-tanda alam semesta.
dirinya sebagai penguasa alam semesta. Penguasa Kelelawar hidup dan keluar sarang hanya pada malam
yang selalu merasa mampu mengatur, mendapatkan, hari ketika manusia tidur. Kelelawar hidup di gua-gua
memiliki dan memakan apa pun yang dikehendaki. gelap yang tidak dapat dijangkau manusia. Hewan
Tidak sadar kebutuhannya bergantung pada itu terbukti membawa infeksi berbahaya termasuk
kelestarian alam semesta: udara, air, dan tanah. Bayi virus. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa
yang lahir akan mati seketika tanpa adanya oksigen. kelelawar menjadi induk bagi virus, seperti Ebola
Tiada kehidupan tanpa adanya air. Tanpa tanah dan Nipah (dilansir National Geographic Indonesia).
manusia tak ada tempat berpijak. Namun, pernahkah Dengan demikian seharusnya kedua makhluk ini tidak
kita sebagai manusia memikirkan kebutuhan udara, dipertemukan dalam satu waktu. Namun, apa yang
air, maupun tanah? manusia perbuat? Kita tetap mencari yang bukan
Egoisme adalah karakter manusia dalam yang lumrah dikonsumsi. Eksplorasi terhadap sesuatu
hubungannya dengan alam semesta. Di sinilah sumber yang seharusnya tidak disentuh dan ditemukan.
segala bencana, termasuk wabah penyakit yang kita Semua terjadi karena kegagalan manusia untuk
48 |