TMII Operasikan 3 Wahana Di Bawah Operator yang Baru

 

Mulai dibangun pada tahun 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi taman hiburan terbesar di Tanah Air. Sempat ditutup untuk masyarakat umum sepanjang 2022 lalu untuk melakukan revitalisasi, tahun ini TMII kembali menyambut pengunjung.

 

PT Bhumi Visatanda Indonesia (BHIVA) selaku operator Taman Mini Indonesia Indah (TMII) belum lama ini juga menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT Dyandra Mitra Indah, perusahaan pengelola dan operator taman wisata yang berada di bawah naungan PT Dyandra Media International, Tbk (Dyandra & Co.).

 

BACA JUGA:

Ancol Kembangkan Inovasi dan Strategi Hadirkan Wisata untuk Segala Usia

Ketika Patah Hati Terasa Menyenangkan

 

Ery Erlangga, Direktur PT Dyandra Mitra Indah, mengungkapkan telah menyusun rencana strategis dalam pengembangan 3 wahana di TMII. Mengusung konsep Jagat Satwa Nusantara, yaitu menghubungkan masyarakat dengan satwa dan memberikan aksi yang menginspirasi untuk konservasi satwa liar.

 

“Selain itu, revitalisasi ini merupakan upaya penunjang dalam mengedukasi masyarakat, terutama usia sekolah, dan juga wisatawan asing terhadap keanekaragaman satwa di Indonesia,” terang Ery labih lanjut.

 

Jagat Satwa Nusantara merupakan konsep yang dipresentasikan oleh PT Dyandra Mitra Indah dalam proses pengembangan dan revitalisasi 3 wahana di TMII, yaitu Dunia Air Tawar & Dunia Serangga, Taman Burung, dan Museum Komodo dan Taman Reptil. Jagat Satwa Nusantara adalah penamaan dan pembaharuan konsep dari lembaga konservasi yang berdiri di Taman Mini Indonesia Indah, sejak tahun 1970 silam.

 

 

Jagat Satwa Nusantara merupakan taman zoologi unik yang dibagi menjadi 3unit besar & 1unit kecil yang mewakili 4 kelas besar pada kerajaan hewan; Dunia Air Tawar & Dunia Serangga yang mewakili kelas Pisces dan Insecta, Museum Komodo & Taman Reptil sebagai representatif Herpetofauna, hingga Taman Burung yang mewakili Kelas Avifauna.

 

Rencana induk dari program Jagat Satwa Nusantara telah dikonsepkan dan disetujui oleh Komite Desain TMII. Konsep revitalisasi yang disetujui meliputi pembangunan yang berkelanjutan, ramah disabilitas, dan ramah lingkungan. Pada setiap wahana, revitalisasi akan dimulai dari pembaruan tampak muka atau fasad.

 

Kemudian pada setiap wahana akan dikelompokkan sesuai zona diversifikasi satwanya. Pada Museum Komodo dan Taman Reptilia, akan dibagi menjadi Zona Crocodilian, Zona Testudines, dan Zona Squamata. Sedangkan pada Taman Burung, diklasifikasikan menjadi Zona Sunda Besar, Zona Wallacea Sahul dan Zona Raptor (Burung Pemangsa). Dunia Air Tawar, juga akan dibagi menjadi beberapa zona, yaitu Zona Pisces Mundi (Dunia Ikan), Zona Hortus in Aqua (Taman di Dalam Air), Zona Tropicae Silvae (Hutan Hujan Tropis), dan Zona Archipelago (Nusantara).

 

BACA JUGA:

Ramen Terlaris di Jepang Ichiran Hadir di Indonesia

Food for the Soul Caribbean Style

 

PT Dyandra Mitra Indah melalui Jagat Satwa Nusantara berinisiasi untuk berpartisipasi dalam pengelolaan konservasi satwa liar, yaitu dengan mengelola dan meningkatkan sarana prasarana utama di dalam lembaga konservasi yang mengacu pada pendekatan 5 Freedoms Animal Welfare.

 

Dyandra & Co. juga telah memiliki pengalaman pada usaha pengelola dan operator taman wisata. PT Mitra Natura Raya bersama dengan BRIN, mengelola 4 Kebun Raya yang berlokasi di Bogor, Cibodas, Purwodadi dan Bedugul. PT Mitra Global Animalia juga dipercaya oleh BRIN untuk mengelola fasilitas penelitian satwa liar dan situs edu-wisata terbaru di kawasan Cibinong, Jawa Barat, yang bernama Animalium.